Ding... Dong... Ding... Dong...
"Angela, kamu bawa bekal kan???"
"Hm?? Oh... Bawa dong, kali ini sandwich isi salad" jawabku sambil mengeluarkan bekalku. Tasya tahu aku tak suka pergi ke kantin, jadi dia selalu menemaniku di saat jam makan siang. Bekalku selalu aku kasih porsi dua orang, satu untukku dan satunya untuk Tasya.
"Hei Angela, kamu tahu nggak? Cowok di kelas 4 seangkatan kita? "
"Anak kelas 4? Emang siapa? Kamu tahu sendirikan aku jarang keluar kelas"
"Hehehe... Itu lho cowok yang selalu gangguin kamu waktu kecil..." jawabnya sambil tertawa kecil dan menutupi mulutnya.
"Heh...!!! Maksudmu si Philip, bocah tengil itu? Ganteng apanya, bukannya dia itu si gendut cebol dan selalu mengataiku si anjing itu ya?? " ucapku dengan kaget ketika melihat Tasya. Tiba-tiba ada tangan yang menghantam mejaku dan Tasya, ketika aku menengok siapa yang berani menghantam meja aku langsung terdiam.
"Heh... Gendut, siapa yang kau katakan gendut dasar anjing!!!" di sampingku ada cowok ganteng dengan tinggi kira-kira 180 cm, kulit putih, muka lonjong, hidung mancung, tubuh yang ideal dan gaya rambut yang keren.
"Anjing, anjing... Berhenti mengataiku anjing. Aku punya nama tahu, nama..."
"Ya.. Ya.. Ya.. Sekarang bukan anjing, tapi pelayan iyakan tuan putri" ledeknya sambil melihat ke arah Anastasya. Sangat geram aku melihat wajahnya itu, ya walaupun yang lain ikut menertawakan ledekannya padaku tapi itu salahnya.
"Lama tak berjumpa Philip. Dan berhentilah meledek sahabatku, akhirnya nanti kamu sendiri yang kena.. " jawabnya sambil tertawa sedikit.
Dengan wajah yang sedikit memerah Philip-pun memalingkan wajahnya," Diamlah Tasya... "
Aku terheran melihat tingkah mereka, aku bergantian melihat Tasya dan Philip entah mengapa aku tak tahu apa yang mereka bicarakan.
Ding... Dong... Ding... Dong...
"Ah.. Sudah waktunya masuk ya.. Dah pelayan... Dah Tasya.."
"Hei berhenti mengataiku pelayan.. " geramku sambil menghentakkan kakiku.
Melihat tingkahku Anastasya tertawa hingga mengeluarkan air mata.
"Tasya.... " ucapku dengan penuh rasa memelas.
" Maaf-maaf... Habisnya kamu imut sih. " ucapnya sambil mengelus kepalaku.
Komentar
Posting Komentar