“Le Blaine.”
Duke memanggil namaku. ‘Kau tahu namaku?’ sangat malunya aku
hingga aku hanya berkedip. Duke memiliki cerita terkenal kalau dia tidak
mengingat nama Mina yang telah ada di Istana selama lebih dari 3 bulan. ‘Tapi
itu bukan karena tertarik.’ Duke berbicara padaku lagi.
“Kenapa? Kemarilah.”
Semua orang didalam ruangan
menyadariku. Aku agak gugup dan menyandar keluar sedikit.
“Pa kamu kan hajar akyu? (Apa kamu akan menghajarku?)”
“aku tak pernah mengajarmu.”
‘kamu menghajarku dengan kata-katamu. Dengan kata-kata.’
Ketika aku melihatnya dengan tatapan penuh curiga, dia mengeluarkan sesuatu.
Itu adalah lollipop.
“Masih banyak lagi disana.”
“.....”
Akupun berlari ke arahnya dan memeluknya. Entah bagaiman,
seperti ada seringai arogan yang menggantung dimulutnya. Ya, itu akan menjadi
kejutan untuk anak kecil yang dikirim Ibu Ratu yang menyelinap pada malam hari.
Dia juga yang mengatakan rahasia Istana Kerajaan dan Perintahnya. ‘Berapa ya
permen yang dimiliki? Diakan kaya mungkin sepuluh.’
Dia memelukku dan berjalan meyusuri Istana. Setiap kalu
mereka menghadapku, mereka membuka mulut lebar-lebar dan menjatuhkan pena dan
sapu lidinya. Itu adalah reaksi normal bagiku, padahal aku sendiri salah satu
diantara orang yang ikut dengan Duke. Tepat di depan pintu Duke berhenti
berjalan dan kemudian menurunkanku. ‘Pasti ada permen disini.’ Akupun membuka
pintu dengan penuh semangat dan langsung masuk. Matakupun kaku dan kemudian
berkedip, akupu menelan air liur kering ketika aku melihat permen yang begitu
banyak hingga memenuhi ruangan. Akupun menoleh ke Duke.
‘Dapatkah aku memakan semuanya?’ ketika aku melihat Duke
dengan tatapan seperti itu, Dukepun berkata dengan suara kering.
“Makan semaumu.”
‘Ya Tuhan!’ Akupun berlari menuju tumpukan permen itu. Banyaknya
permen warna-warni ini memenuhi ruangan dapat digunakan untuk berenang. Terkadang
diantara permen itu ada kotak coklat dan marsmallow, akupun merobek pembungkus
warna emas mengkilap yang membungkus itu dan lalu memakannya.
‘..... sangat enak!’ Dukepun mengerutkan dahinya setelah dia
terkejut untuk beberapa saat ketika melihatku seperti itu. Aku tak punya waktu
untuk memikirkan hal seperti itu. Apa orang kaya dapat makan yang enak seperti
ini setiap hari ya? Gumpalan yang memiliki rasa manis dan asam ini meleleh di
mulutmu dan sirup buah yang didalamnya datang di ujung lidahmu. Aku memakan itu
dengan rakus. Setiap kali aku mengunyahnya, pipiku bergoyang dalam genggamanku.
Aku secepat mungkin menghabiskan satu permen kemudian mengambil permen yang
lain, dan kali ini adalah permen tongkat. Aku mencoba menaruhnya di dalam
mulutku ketika aku merasakan ada suatu tatapan aneh dan akupun menjadi
ragu-ragu. Kemudian aku menoleh ke arah Duke. ‘Bila kamu memakan semua itu
sendirian, kamu akan terlihat menjijikan.’ Tidakkah kamu sadar ketika kamu
menjadi gelandangan, bahkan satu makanan harus dibagi dan kasih sayang akan
terbentuk. Jadi aku menyisipkan sebuah permen untuk dirinya.
“Aku kan beli kamu cuka. (aku akan beri kamu juga.)”
Dia menatapku dengan
tatapan yang aneh dan mempersempit pertanyaannya.
“Kenapa?”
Akupun mendengus dan perlahan dia membuka mulutya.
“Kau terlihat aneh.”
“......”
Aku merasa pipiku akan meledak. ‘Aku ingin menghajarmu
dengan permen ini, dan berpura-pura itu adalah kesalahan.’ Aku berpikiran
seperti itu, tapi aku teringat dengan tujuanku dan kemudian menenangkan diriku.
‘Aku benar-benar membutuhkan pertolongan orang jahat ini
bila aku tak mau mati dengan cara yang menyedihkan seperti kehiduapanku
sebelumnya.’ Aku ingin membangun hubungan yang baik, walaupun aku memang bodoh
waktu itu dan hasilnyapun tak bagus. Kali ini aku memiliki pengalaman, aku
berpikir seperti itu. Akupun melompat ke pelukan Duke.
“Dyuke, telima kacih ntuk ermennya. (Duke terima kasih untuk
permennya.)”
Dukepun terkejut ketika aku berkata seperti itu, lalu dia
tertawa setelahnya.
Komentar
Posting Komentar