The Baby Raising A Devil Chapter 3 Part 2



Itu merupakan cerita yang terkenal ketika Mina diculik oleh negara tetangga, mereka langsung menyerbu dan menghancurkan negara itu. Terutama anak tertua yang mempunya cinta segitiga antara putra mahkota dan Mina.

“Tapi mungkinkah ini akan menjadi sesutatu yang baik bila bayi ini diadopsi?”

“Apa?”

“Kau tahu, Tuan adalah orang membunuh Duke sebelumnya dan secara emosional bukankah lebih baik dia dia di adopsi oleh Duke yang lain—“

“Linda!” teriak Lea dengan tajam.

Lea yang memberikan tatapan tajamnya kepada pelayan itu, meyuruh pelayan yang lain keluar dengan cara mengangguk. Kemudian dia memegang tanganku dengan lembut dan berkat,

“dia bukanlah orang yang jahat.”

“....”

“Ini adalah kesalahpahaman yang besar ketika kamu tidak memilik seseorang disekitarmu karena situasi yang rumit.”

“.....”

“Tuan bukanlah orang yang berdarah dingin tanpa kemanusiaan seperti orang-orang katakan. Dia mencitai dan menyayangi istrinya. Bila dia tidak meninggal waktu melahirkan, mungkin dia akan menjadi ibu yang baik untuk bayinya.”

Mata Lea mulai meghitam dengan duka yang ia rasakan. Istri Duke mengandung anak keempat? Aku tak pernah mendengar sebelumnya disaat kehiduapanku yang dulu. Sekarang aku merasakan kasihan dengan Duke. ‘Sekarang aku tahu mengapa Duke bisa menjadi dingin seperti ditengah musim dingin. Bagimana kamu bisa hidup dengan enak ketika kamu kehilangan dua orang yang kamu sayangi disaat yang bersamaan.’

“Aku harap kamu tak takut padanya.”

“Ya.”

Lea yang memegangku secara hati-hati kemudian mengelus punggungku secara lembut.

“Kamu juga manis.”

Bisikan yang ada ditelingaku sangatlah manis dan udara yang melewati jendela sangatlah sejuk. Terima kasih untuk itu asku menutup pelan-pelan mataku dan menyenderkan wajahku ke pundak Lea.

Tidak sampai tengah malam ketika aku menaruh kepalaku di bantal dan gelisah. ‘Aku lapar!’. Aku memutar otakku untuk mengingat ingatan yang sebelumnya, dan ternyata aku belum makan sampai dengan waktunya makan malam. Lea dan para pelayan sepertinya menidurkan diriku tanpa membangunkanku.

Aku berpikir kalau aku akan menunggu sampai pagi, tapi aku tak dapat menahan laparku. ‘Yang kumakan saat siang Cuma permen dan segelas jus saja.’ Satu-satunya yang mengisi otakku saat ini adalah lapar. Hari-hari di Valois yang aku ingat adalah terperangkap di kamar selama beberapa hari dan lalu kelaparan. Hari-hari saat aku menjadi gelandangan yang aku ingat adalah rasa sakit ketika aku kalah dengan kelaparan dan mati. ‘Aku harus mencari makanan dan memakannya.’

Pada akhirnya. Aku membiarkan tubuhku pada isntingku dan aku keluar dari ranjang dengan hati-hati. Aku berusaha keras dan mendorong pintu yang sangat besar dan keluar menuju ke tengah lorong. Aku menahan rasa takut akan kegelapan dan menuju ke dapur tapi pintunya terkunci. ‘Oh Tuhan.’

Aku berkeliaran di istana lagi. Itu berlangsung lama sebelum aku menemukan ptongan roti yang berada di ruang tunggu pelayan. Itu hanya tinggal setengah karena di tinggalkan seseorang, tapi aku aku cukup puas dengan menemukan sesuatu yang dapaat aku makan. Memegang roti ditanganku, aku berlari di sepanjang lorong dengan riang. ‘Kembali ke kamar lebih awal dan makan-‘’Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!’

“Heuk!”

Aku secepat mungkin menyembunyikan roti di belakangku. Duke Dubbled melihatku dengan tatapan yang dingin. Saat malam, aku sangat ketakutan dimana tangan dan kakiku gemetaran. Saat itu juga aku teringat sesuatu yang pernah dibicarakan Mina padaku.

‘Jadi Jean Valjean berslah karena mencuri roti, uh, apa itu- Jean Valjean. Yeah, aku pikir itu memang namanya. Apa yang Jean Valjean katakan tentang mencuri roti?-Kau di eksekusi!’

Secerah suara Mina yang datang ke pikiranku, semua warna di wajahku menghilang.

“Apa yang kamu lakukan disini?”

“Apa kamu dikirimkan Ibu Ratu sebagai penyusup di keluargaku?”

Air liu yang kering tertelan dengan sendirinya. Duke Dubbled bukanlah orang yang mudah untuk diatasi. Tak mampu menjawab akibat ketakukan, Duke Dubbled berbicara pelan.

“Anak Takdir.”

“Ya.”

“Aku membenci orang yang berbohong. Terutama orang yang naif yang pura-pura memihakku.”

“Mulut mereka akan disobek.”

Aku gemetar ketakutan. Duke kemudian membungkuk sedikit kepadaku.

“Apa yang aku lakukan pada tikus kecil?”

Aku jatuh dengan cepat dan meringkuk bulat dengan menyatukan tanganku....

“Sa, sa, sa,.....saah (Sa, sa, sa,....salah)!”

“Apa?”

“Aku menculi...(Aku mencuri....)”

“Apakah itu benda suci?”

“.....”

“Rahasia militer?”

“.....”

Mata Duke bersinar biru didalam kegelapan, itu sangat menakutkan. Jadi aku mengucapkan dengan sedikit ketakutan.

“Roli....(Roti....)”


Komentar