“Kamu juga ramah.”
Para pengikutpun tertawa dan segera memasuki ruang
pertemuan. Di selang waktu itu, aku duduk di pangkuan Duke. Dan ditengah cerita
yang mereka dengar di kuil atau pengadilan kerajaan, akupun menjawab.
Setelah beberapa saat pertemuanpun akhirnya selesai. Para
pengikutpun keluar satu persatu dan kakek yang masih disini menghampiri aku.
“Terima kasih atas cerita yang kamu ceritakan.”
‘Terima kasih telah mengucapkannya. Semuanya sangatlah bagus
untukku.’
Aku memiliki banyak kebencian pada Gereja. Ketika anak
takdir yang sesungguhnya muncul, mereka mengorbankan diriku kepada para arwah.
Lagipula kamu juga tidak mampu menggali oriharkon yang barada pada daratan
tinggi tua yang mengerikan.
“Ini hadiah untukmu.”
Kakek tadi memberikan aku sebuah permen. Kemudian aku
mengeluarkan tanganku dari dari dekapan Duke Dubbled dan menerima permen itu.
Kakek tadi kemudian keluar ruang pertemuan dengan senyum yang lebar dengan
berkata,
“Seperti yang kuduga, anak kecil ini memang sangatlah lucu.”
Sekarang hanya tinggal dua ornag yang berada di ruangan
pertemuan ini, aku dan Duke. Dia melirikku dan mengambil permen tadi.
Terkejut, aku menguatkan diri dan melihat Duke antar tangan
kosong dan permen tadi beberapa kali. Dan seketika aku sangat sedih.
‘Permen, permenku. Dasar kamu b***ngan, kamu mengambil
permen anak kecil tahu!’
Dengan menggerutu, Duke Dubbled membukakan bungkus permen dan...
“Mulut.”
‘Untukku? Mungkin dia bukanlah orang yang jahat.’
Seketika aku berpikir seperti itu, Duke menekan kedua pipiku
dengan tangannya. Karena tekanan yang diberikan tangannya, akupun membuka
mulutku seperti ikan karper, kemudian menaruh permen itu di mulutku. ‘Orang
jahat.’ Tapi tetap saja permennya enak banget. Sang Duke menekan pipiku yang
menonjol karena permen.
“Ketika kamu kembali lagi ke ibukota, bila ada orang
memberikan permen beritahu mereka siapa nama keluargamu.”
“Tidak.” [TN: imutnya]
“Kenapa?”
‘Kenapa aku harus memberitahukan orang-orang yang ada di
ibukota? Disana ada keluarga kerajaan, Gereja serta Duke yang lain, dan mereka
adalah orang-orang yang membuar masalah untukku.’ Tapi bagimanapun aku tak bisa
memberikan alasan untuk setiap waktu bukan, jadi aku menjawabnya dengan cara
yang singkat.
“Kalena akyu da di cici Dyuke (Karena aku di sisi Duke).”
Sejauh ini, hanya keluarga Dubbled yang tidak meninggalkanku
dengan hati yang sedih. Ingatan di hari-hari terakhir sepertinya masih
memberikan bekas yang menyiksa untuk kembali ke ibukota keempat kalinya.
Permennya sangatlah enak sekali. Selimutmu sangatlah hangat. Penghantar Leapun
sangat enak untuk didengarkan.
Duke Dubbled bukanlah orang jahat seperti yang aku dengar.
Berpikir seperti itu aku melihat Duke, bukankah itu senyuman?
Kemudian Lea datang dan mengangkatku.
“Nona Muda, Tuan,” ucap Lea yang lega melihatku dengan
menundukkan kepalanya. Duke lalu menaruhku diatas meja.
“Jangan biarkan mereka keluar kemana-mana dengan berisik.”
‘Ya, orang berdarah dingin mana mungkin pernah tersenyum.’
Kembali ke kamar, aku berdiri didepan meja sofa dan langsung
jatuh cinta dengan permainan blok. ‘Okay sekali lagi dan ini akan menjadi
lantai yang keduabelas. Sekali lagi, sekaalllliii laaagggiiiii!’. Para pelayan
yang melihatku bermain sendirian, tanpa kusadari sedang berbincang-bincang.
“Kamu yakin?”
“Ya.”
Ketika Lea mengangguk, para pelayan menutupi mulut meraka
dengan tangan mereka sendiri.
“Oh Tuhan.”
“Tak mungkin.”
“*Apakah matahari terbit dari barat? [TN: hal yang tak
mungkin terjadi] Tuan khawatir tentang bayi ini?”
Siapa yang pefuli denganku? Terkejut aku memutar tanganku
seperti sku mendengar halilintar di hari cerah. Anginpun menjatihkan bloknya.
“Heuk!”
Ketika aku merintih, Leapun lari ke arahku.
“Tak apa nona muda. Nona dapat menaruhnya kembali.
Sekarang,” ucap Lea yang mengumpulkan blok yang jatuh dan mengangkatnya dengan
pelan-pelan.
“Beritahukan yang lebih banyak dong Lea.”
“Ya benar. Bagaimana bisa Tuan peduli?
Ya. Ya. Beri tahu aku. Lea yang membuka mulutnya sambil
membangun blok untukku berakata.
“Malam hari sangatlah berbahaya, jadi jagalah dengan baik
bayi ini.”
‘Bagaimana kamu menyusun ulang ‘Jangan biarkan mereka keluar
kemana-mana dengan berisik’ menjadi apa yang terjadi? Aku terkesan dan tertegun
dengan pemikiran positifnya.’
“Jadi apakah dia akan mengadopsi bayi ini?”
“Aku berpikir seperti itu juga dan juga dia(LB) akan senang
mendapatkan saudara.”
Ah, Tiga Konfusius dari Dubbled. Mereka sangat terkenal
ketika aku masih muda. Mereka menunjukkan dengan bangga ketrampilan bela diri,
kepintaran dan kepribadian yang sangat keren. Aku tak pernah melihatnya sacara
langsung, tapi aku cukup mendengar tentang itu. Ada nama lain selain selain
Tiga Konfusius dari Dubbled yaitu ‘Saudara Mina’ [TN: ingat dalam kehidupan
sebelum Le Blaine adalah Anak Takdir yang palsu dan Mina adalah Anak Takdir
yang seseungguhmya]. Mereka dingin dan berbeda dengan orang lain seperti Duke,
tapi mereka manis seperti madu kepada Mina.
Komentar
Posting Komentar