The Baby Raising A Devil Chapter 3 Part 1



“Kamu juga ramah.”

Para pengikutpun tertawa dan segera memasuki ruang pertemuan. Di selang waktu itu, aku duduk di pangkuan Duke. Dan ditengah cerita yang mereka dengar di kuil atau pengadilan kerajaan, akupun menjawab.

Setelah beberapa saat pertemuanpun akhirnya selesai. Para pengikutpun keluar satu persatu dan kakek yang masih disini menghampiri aku.

“Terima kasih atas cerita yang kamu ceritakan.”

‘Terima kasih telah mengucapkannya. Semuanya sangatlah bagus untukku.’

Aku memiliki banyak kebencian pada Gereja. Ketika anak takdir yang sesungguhnya muncul, mereka mengorbankan diriku kepada para arwah. Lagipula kamu juga tidak mampu menggali oriharkon yang barada pada daratan tinggi tua yang mengerikan.

“Ini hadiah untukmu.”

Kakek tadi memberikan aku sebuah permen. Kemudian aku mengeluarkan tanganku dari dari dekapan Duke Dubbled dan menerima permen itu. Kakek tadi kemudian keluar ruang pertemuan dengan senyum yang lebar dengan berkata,

“Seperti yang kuduga, anak kecil ini memang sangatlah lucu.”

Sekarang hanya tinggal dua ornag yang berada di ruangan pertemuan ini, aku dan Duke. Dia melirikku dan mengambil permen tadi.

Terkejut, aku menguatkan diri dan melihat Duke antar tangan kosong dan permen tadi beberapa kali. Dan seketika aku sangat sedih.

‘Permen, permenku. Dasar kamu b***ngan, kamu mengambil permen anak kecil tahu!’

Dengan menggerutu, Duke Dubbled  membukakan bungkus permen dan...

“Mulut.”

‘Untukku? Mungkin dia bukanlah orang yang jahat.’

Seketika aku berpikir seperti itu, Duke menekan kedua pipiku dengan tangannya. Karena tekanan yang diberikan tangannya, akupun membuka mulutku seperti ikan karper, kemudian menaruh permen itu di mulutku. ‘Orang jahat.’ Tapi tetap saja permennya enak banget. Sang Duke menekan pipiku yang menonjol karena permen.

“Ketika kamu kembali lagi ke ibukota, bila ada orang memberikan permen beritahu mereka siapa nama keluargamu.”

“Tidak.” [TN: imutnya]

“Kenapa?”

‘Kenapa aku harus memberitahukan orang-orang yang ada di ibukota? Disana ada keluarga kerajaan, Gereja serta Duke yang lain, dan mereka adalah orang-orang yang membuar masalah untukku.’ Tapi bagimanapun aku tak bisa memberikan alasan untuk setiap waktu bukan, jadi aku menjawabnya dengan cara yang singkat.

“Kalena akyu da di cici Dyuke (Karena aku di sisi Duke).”

Sejauh ini, hanya keluarga Dubbled yang tidak meninggalkanku dengan hati yang sedih. Ingatan di hari-hari terakhir sepertinya masih memberikan bekas yang menyiksa untuk kembali ke ibukota keempat kalinya. Permennya sangatlah enak sekali. Selimutmu sangatlah hangat. Penghantar Leapun sangat enak untuk didengarkan.

Duke Dubbled bukanlah orang jahat seperti yang aku dengar. Berpikir seperti itu aku melihat Duke, bukankah itu senyuman?

Kemudian Lea datang dan mengangkatku.

“Nona Muda, Tuan,” ucap Lea yang lega melihatku dengan menundukkan kepalanya. Duke lalu menaruhku diatas meja.

“Jangan biarkan mereka keluar kemana-mana dengan berisik.”

‘Ya, orang berdarah dingin mana mungkin pernah tersenyum.’

Kembali ke kamar, aku berdiri didepan meja sofa dan langsung jatuh cinta dengan permainan blok. ‘Okay sekali lagi dan ini akan menjadi lantai yang keduabelas. Sekali lagi, sekaalllliii laaagggiiiii!’. Para pelayan yang melihatku bermain sendirian, tanpa kusadari sedang berbincang-bincang.

“Kamu yakin?”

“Ya.”

Ketika Lea mengangguk, para pelayan menutupi mulut meraka dengan tangan mereka sendiri.

“Oh Tuhan.”

“Tak mungkin.”

“*Apakah matahari terbit dari barat? [TN: hal yang tak mungkin terjadi] Tuan khawatir tentang bayi ini?”

Siapa yang pefuli denganku? Terkejut aku memutar tanganku seperti sku mendengar halilintar di hari cerah. Anginpun menjatihkan bloknya.

“Heuk!”

Ketika aku merintih, Leapun lari ke arahku.

“Tak apa nona muda. Nona dapat menaruhnya kembali. Sekarang,” ucap Lea yang mengumpulkan blok yang jatuh dan mengangkatnya dengan pelan-pelan.

“Beritahukan yang lebih banyak dong  Lea.”

“Ya benar. Bagaimana bisa Tuan peduli?

Ya. Ya. Beri tahu aku. Lea yang membuka mulutnya sambil membangun blok untukku berakata.

“Malam hari sangatlah berbahaya, jadi jagalah dengan baik bayi ini.”

‘Bagaimana kamu menyusun ulang ‘Jangan biarkan mereka keluar kemana-mana dengan berisik’ menjadi apa yang terjadi? Aku terkesan dan tertegun dengan pemikiran positifnya.’

“Jadi apakah dia akan mengadopsi bayi ini?”

“Aku berpikir seperti itu juga dan juga dia(LB) akan senang mendapatkan saudara.”

Ah, Tiga Konfusius dari Dubbled. Mereka sangat terkenal ketika aku masih muda. Mereka menunjukkan dengan bangga ketrampilan bela diri, kepintaran dan kepribadian yang sangat keren. Aku tak pernah melihatnya sacara langsung, tapi aku cukup mendengar tentang itu. Ada nama lain selain selain Tiga Konfusius dari Dubbled yaitu ‘Saudara Mina’ [TN: ingat dalam kehidupan sebelum Le Blaine adalah Anak Takdir yang palsu dan Mina adalah Anak Takdir yang seseungguhmya]. Mereka dingin dan berbeda dengan orang lain seperti Duke, tapi mereka manis seperti madu kepada Mina.



Komentar