The Baby Raising A Devil Chapter 2 Part 1


Wanita yang membawaku ke kamar mandi tersenyum dan berhati-hati mencopoti bajuku yang tidak nyaman.

“Panggil aku Lea, nona muda.”

“Ya.”

“Mulai sekarang, kita akan bersenang-senang di air hangat. Apa kamu menantikannya?”

“Ya.”

“Ah, hebat.”

Lea mengelus punggungku seakan aku lucu dan menerima air. Seketika setelah pelayan masuk dan aku mulai mandi penuhku. Ini terasa sangat nyaman karena mereka membersihkannya untukku saat aku duduk di air hangat.

Ini sangat sulir untuk menahan diri dari sentuhan buih sabun. ‘Kamu harus menahan dirimu.’ Anak nakal itu dibenci. Aku tahu bantuan pelayan adalah sangat penting untuk anak kecil yang hidupnya dihiraukan oleh orang tuanya.

Gerakan tangan pelayan itu sangat cepat dan kemampuan yang hebat. Jadi tidak membutuhkan kerja keras untuk memotong waktu mandi.

‘Duke Dubbled adalah orang jahat, tapi dia bukanlah sampah seperti Duke Valois.’ Dia tidak menghajarku, bahkan dia memberikan pelayan kepadaku. Duke Dubbled, yang berada pada orang terfavoritku paling bawah, sekarang sedikit bertambah. Setelah mandi, Lea mendandaniku dengan baju yang nyaman. Baju yang diberika pelayan Ibu Ratu sangatlah tidak nyaman untuk dipakai karena sangat kasar dan besar.

Ketika Lea mengancingkan kancing bajuku, para pelayan saling berbicara,

“Apakah Tuan benar-benar akan mengadopsinya?”

“Bahkan bila itu adalah perintah Ibu Ratu, dia bukanlah tipe yang mengikut saja.”

“Tapi dia adalah anak takdir.”

“Tentang itu...,” para pelayang melihat sebentar ke pintu dan kemudian mulai berbisik.

“Banyak pilihan yang bahwa ini adalah salah perhitungan. Jumlah kekuatan super yang dimiliki bayi ini sangatlah sedikit.”

Inilah alasan mengapa Duke Valois melakukanku secara kasar. Banyak orang yang berpikir aku bukanlah anak takdir.

“Ini bukanlah sesuatu yang pantas dibiciarakan didepan bayi.”

Lea memberikan tatapan tajam kepada para pelayan, dan memberikan aku segelas cangkir.

“Ayo, minumlah,” suara yang manis membuatku sedikit lega. Sangat berat untuk hidup bila kamu diacuhkan oleh para pelayanmu, seperti yang dilakukan oleh Duke Valois.

Manis yang menyebar ke seluruh mulut, sangatlah lembut seperti kapas, dan bau yang pahit masuk kedalam. Lea melihatku meminum coklat seperti aku itu sangatlah lucu, dan sangat lembut mengusap coklat yang berada di sekitar mulutku.

“Sekarang maukah kita pergi menemui Tuan?”

Sangat disayangkan aku tak bisa mangambil sisa coklat didasar cangkir dengan sendok, tapi aku tetap saja mengikuti Lea dengan postur yang elegan.

‘Kamu harus besikap bagus.’

‘Dibandingkan dengan kehidupanku yang sebelumnya, ini adalah surga dan aku sangat menyukainya. Dia tidak peduli denganku, dia tidak membesarkanku dengan tangannya sendiri dan dia memberikan aku segelas penuh coklat. Ini adalah kondisi terbaik untuk tetap tinggal disini sebelum diasingkan!’

‘Tapi aku tak berpikir kalau Duke akan mengadopsiku secara mudah. Dia adalah pria yang dirumorkan berdarah dingin *tanpa darah dan air mata [TN: super duper kejam]. Dan kelihatannya rumor itu tidaklah salah, aku tak dapat melepaskannya begitu saja. Aku tak ingin mati setelah dihajar habis-habisan seperti yang aku alami di Duke Valois. Menjadi gelandanganpun bukanlah pilihan yang bagus dan mati karena kelaparan.




Komentar